MAKALAH KIMIA ANALITIK PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK DENGAN
REAKSI REDUKSI OKSIDASI
Di susun oleh:
1. Selvianes Ajeng P A102.09.048
2. Sita Endhah I A102.09.053
3. Susilo Wardhani A102.09.054
4. Ummi Rohmatul J A102.09.061
5. Vega Agustina A102.09.062
Akademi
Analis Kesehatan Nasional Surakarta
Thn
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kimia
Analitik ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini tidak
dapat terlepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca untuk dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Surakarta 17 juni 2014
Tim Penyusun
A. PENGANTAR
Reaksi Redoks
1. Pengertian
Reaksi reduksi oksidasi adalah reaksi
kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang di dalamnya
terdapat pertukaran elektron antar zat.
2. Contoh Reaksi Redoks
Contoh reaksi redoks adalah apabila batang
tembaga dicelupkan dalam larutan perak nitrat, maka lapisan putih mengkilat
akan terjadi pada permukaan batang tembaga dan larutan berubah menjadi biru.
Dalam hal ini bilangan oksidasi tembaga naik dari 0
menjadi +2 dan bilangan oksidasi perak turun dari +1 menjadi 0. Tembaga
mengalami oksidasi dan perak mengalami reduksi. Persamaan reaksi antara
keduanya dapat dituliskan sebagai berikut :
Cu (s) + 2 AgNO3 (aq) Cu(NO)3 (aq)
+ 2 Ag (s)
atau
Cu (s) + 2 Ag+ (aq) Cu2+ (aq)
+ 2 Ag (s)
Reaksi redoks ini sering dinyatakan dengan penulisan setengah reaksi secara
terpisah, pelepasan elektron sebagai oksidasi dan penangkapan elektron sebagai
reduksi:
Oksidasi : Cu (s) Cu2+ (aq) +
2 e
Reduksi : 2 Ag+ (aq) + 2 e
2 Ag (s)
B. TINJAUAN PUSTAKA
Tes Bilirubin Urine Metode Horison
1.
Pengertian
Tes bilirubin urine adalah pemeriksaan
pada sampel urine untik mengetahui ada tidaknya bilirubin dalam urine.
Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan penyaring dalam urinalisis
2.
Tujuan
Untuk membantu mendiagnosa ada tidaknya
bilirubin dalam urine
3.
Dasar teori
Adanya Bilirubin dalam urin akan dipekatkan diatas
ketras saring, dengan jalan memepresipitatkan fosfat-fosfat yang ada dengan
menggunakan laritan Barium Clorida 10 %. Bilirubin yang terkumpul akan di
oksidasi oleh reagen fauchet membentuk biliverdin yang berwarna hijau. Namun
apabila tidak terdapat bilirubin makan tidak akan terjadi reaksi dari reagen
fauchet sehingga tidak membentuk warna hijau
Perhatian :
Pemeriksaan ini tidak spesifik dan dapat memberikan hasil negatif palsu
jika sampel yang digunakan ditunda pemeriksaannya dan tidak diberi perlakuan,
sehingga bilirubin yang terdapat dalam urine akan teroksidasi menjadi
biliverdin. Sedangkan hasil negative palsu dapat disebabkan karena faktor
teknis yaitu pada saat mengeringkan kertas saring di dekatkan dengan cahaya dan
penetesan reagen fauchet dilakukan sebelum kertas saring benar – benar kering
4.
Prosedur kerja
·
Alat dan bahan
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Gelas ukur
- Corong
- Kertas saring
- Gelas ukur
- Tempat sampah
- Pipet tetes
- Reagen Barium Clorida 10%
- Reagen Fauchet : 0,9 gram fecl3
dilarutkan dalam tricloracetat 25% sampai 100 ml
- Sampel urine
·
Cara kerja :
1.
5ml urine ditambahkan
2.
5ml Barium Chlorida 10%
3.
Campur dan saring pada kertas saring berisi presipitat, biarkan hingga
kering
4.
Tambahkan 2-3 tetes reagen Fauchet diatas kertas saring
5.
Adanya warna hijau menandakan adanya bilirubin
·
Interprestasi hasil
( + ) Terbentuk warna hijau pada kertas saring setelah
di tetesi reagen fauchet.
( - ) Tidak terbentuk warna hijau pada kertas saring
setelah di tetesi reagen fauchet.
·
Nilai normal
:
( - ) tidak terbentuk warna hijau pada kertas saring
setelah di tetesi reagen fauchet.
Perhatian :
Pastikan kertas saring benar-benar kering sebelum
ditetesi reagen fauchet.
C. PEMBAHASAN
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang
disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang didalamnya terdapat
pertukara elektron antar zat. Reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen
atau pelepasan hidrogen atau pelepasan elektron. Sedangkan sebaliknya reaksi
reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen atau pengikatan hidrogen atau
pengikatan elektron. Batasan lain yaitu bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi
penaikan bilangan oksidasi dan reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.
Kedua reaksi ini selalu terjadi secara bersamaan serentak artinya ada zat yang
teroksidasi dan zat lainnya terreduksi. Oleh karena itu lebih tepat dinyatakan
sebagai reaksi reduksi oksidasi atau disingkat reaksi redoks.
Pada pemeriksaan urine metode Horison
terjadi reaksi redoks antara reagen fauchet yang digunakan dengan bilirubin
yang terdapat dalam sampel urine. Menurut reaksi berikut :
BaCl2 + PO43- à Ba3PO4 + 2Cl
Ba3PO4 Biliverdin
BaCl2 akan mempresipitatkan
phosphat – phosphat yang ada dalam sampel urine termasuk bilirubin. Bilirubin
yang terkupul aka dioksidasi oleh reagen fouchet menjadi biliverdin yang
ditandai dengan terbentuknya warna hijau.
Warna hijau yang terbentuk dari proses oksidasi
bilirubin dipengaruhi oleh jumlah bilirubin dalam urin berdasarkan reaksi
antara bilirubin dengan reagen fouchet. Fecl3 berperan sebagi
oksidator karena mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin.
D. KESIMPULAN
Dalam
pemeriksaan kimia klinik didapatkan cotoh reaksi Redoks yaitu pada pemeriksaan
bilirubin urine dengan metode pemeriksaan Horizon. Dimana zat yang berperan sebagai oksidator adalah
FeCl3. Yang sebelumnya bilirubin dan phosphat – phosphat dalam urine
akan dipresipitatkan menggunakan reagen BaCl2.
DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata,
R. 2009. Penuntun Praktikum Laboratorium Klinik.Jakarta: Dian Rakyat
http://id.scribd.com/doc/142750466/Laporan-Biokimia-Bilirubin-Dan-Urobilin
0 komentar:
Posting Komentar